AliranNativisme berpandangan bahwa yang paling berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor pembawaan. Jika seseorang sudah memiliki pembawaan atau kecenderungan kepada yang baik maka dengan sendirinya orang tersebut menjadi baik. 67 Tokoh utama aliran ini ialah Arthur Schopenhauer (1788-1860) seorang filosof Jerman. MANUSIADAN PANDANGAN HIDUP Faktor yang mempengaruhi tingkah laku seseorang: 1. Faktor pembawaan (heriditas) yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan. Pembawaan merupakan hal yang diturunkan oleh orang tua. Tetapi mengapa mereka yang saudara sekandung tidak memiliki pembawaan yang sama. A KESIMPULAN. Dalam perkembangan manusia ada tiga aliran yang mempengaruhi yaitu: 1. Nativisme, aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia dipengaruhi oleh faktor-faktor pembawaan yang dibawa sejak lahir. 2. Empirisme, aliran ini berpendapat bhawa perkembangan manusia dipengaruhi oleh faktor lingkungan. 3. MenurutNgalim Purwanto (1984: 55) faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelektual yaitu sebagai berikut : 1. Faktor Pembawaan (Genetik) Pembawaan ditentukan oleh sifat dan ciri yang dibawa sejak lahir.Banyak teori dan hasil penelitian menyatakan bahwa kapasitas intelegensi dipengaruhi oleh gen orang tua. AliranNativisme Tokoh aliran ini adalah Schoupen Howern. Menurut aliran ini perkembangan organisme ditentukan oleh faktor pembawaan (nativus). Aliran ini mengemukakan bahwa manusia yang baru dilahirkan telah memiliki bakat dan pembawaan baik karena berasal dari keturunan orang tuanya maupun karena memang ditakdirkan demikian. Karakteristikdan Kebutuhan Peserta Didik Usia Dewasa. 1. Menjelaskan pertumbuhan fisik dan perkembangan intelektual. 2. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan orang dewasa. 3. Menjelaskan perbedaan individu orang dewasa. 4. Menjelaskan kebutuhan-kebutuhan orang dewasa. a Aliran Nativisme, yang dipelopori Arthur Schopenhauer (1788-1860), menitik beratkan pandangannya pada peranan sifat bawaan dan keturunan sebagai penentu perkembangan tingkah laku, persepsi tentang ruang dan waktu tergantung pada faktor-faktor alamiah atau pembawaan dari lahir, asumsi yang mendasari aliran ini adalah bahwa pada diri anak dan orangtua terdapat banyak kesamaan baik fisik Faktorkecerdasan ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Faktor bawaan juga menentukan batas kesanggupan seseorang dalam memecahkan masalah. Faktor minat dan pembawaan yang khas, dimana minat mengarahkan ke perbuatan pada suatu tujuan dan ini merupakan dorongan bagi perbuatan tersebut. Faktor Pembentukan atau Lingkungan. Segala Creativesummary ;factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik dalam pendidikan (sd/mi & smp/mts). Faktor internal merupakan faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri. Factor fisik yaitu factor yang berhubungan dengan kondisi manusia. Memahamifaktor yang mempengaruhi pembawaan vs lingkungan. 4. Dapat memberikan informasi kepada pembaca tentang pembawaan vs lingkungan Sebagai kesimpulan dapat dikatakan jalan perkembangan manusia sedikit banyak ditentukan oleh pembawaan yang turun temurun oleh aktifitas atau penentuan manusia sendiri yang dilakukan dengan bebas di bawah Pembawaan pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir batas kesanggupan kita, yakni dapat tindaknya seseorang memecahkan suatu soal, pertama-tama ditentukan oleh pembawaan kita. Aliranini berpendapat bahwa perkembangan manusia itu telah ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa manusia sejak lahir, pembawaan yang telah terdapat pada waktu dilahirkan itulah yang menentukan hasiI perkembangannya. Menurut kaum nativisme itu, pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat pembawaan. Statussosial ekonomi seseorang akan menentukan tersedianya suatu fasiltas yang diperukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengruhi perilaku seseorang. Kesimpulan: Jadi tingkah laku individu akan ditentukan oleh faktor pembawaan (intern) ataupun faktor keadaan (lingkungan). Diposting oleh Unknown di 23.02 TeoriNativisme menyatakan bahwa perkembangan manusia itu akan ditentukan oleh faktor-faktor nativus, yaitu faktor keturunan yang merupakan faktor-faktor yang dibawa oleh individu sejak dilahirkan (Saleh, 2018, hlm. 144). Temperamen merupakan sifat-sifat pembawaan yang erat hubungannya dengan struktur kejasmanian seseorang, yaitu yang Anakdilahirkan kedunia sudah mempunyai pembawaan dari orang tua maupun disekelilingnya, dan pembawaan itulah yang menentukan perkembangan dan hasil pendidikan. Jadi Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh faktor bawaan sejak lahir. Faktor lingkungan kurang berpengaruh terhadap pendidikan dan perkembangan anak. 7mHC3LN. Interaksi manusia merupakan akibat dari salah satu sifat asli manusia sebagai makhluk sosial, atau biasa disebut sebagai zoon politicon Warsah & Daheri, 2021, hlm. 181. Sebagai makhluk individual, manusia mempunyai dorongan atau motif untuk mengadakan hubungan dengan dirinya sendiri. Namun, sebagai makhluk sosial, manusia mempunya dorongan atau motif untuk mengadakan hubungan dengan orang lain. Karena dorongan sosial inilah, manusia akan mencari orang lain untuk mengadakan interaksi sosial. Selain itu, manusia juga merupakan dipengaruhi oleh keadaan sekitarnya, yang terikat oleh hukum-hukum alam. Hal tersebut juga menciptakan interaksi manusia dengan lingkungan hidup. Sebagai makhluk hidup, manusia merupakan makhluk yang dinamis dalam arti bahwa manusia dapat mengalami perubahan-perubahan sebagai akibat interaksi dengan lingkungan hidup. Perilaku manusia dapat berubah dari waktu ke waktu. Dengan demikian interaksi manusia dan lingkungan baik itu lingkungan sosial atau lingkungan hidup adalah hal yang tidak terelakan baik secara intrinsik maupun ekstrinsik. Berikut adalah berbagai kumpulan literasi mengenai interaksi manusia dengan lingkungannya. Pengertian Interaksi Sebagai makhluk sosial dan tidak dapat hidup tanpa alam, manusia secara alami akan mengadakan hubungan atau interaksi dengan orang lain dan lingkungan alam. Namun tentunya interaksi tersebut tidak selalu berjalan mulus. Sebagian orang dapat berinteraksi dengan baik dengan orang lain, sementara itu sebagian mengalami kesulitan. Dengan demikian, interaksi merupakan hal yang dipelajari dalam kehidupan. Seseorang dengan umur yang lebih matang cenderung dapat melakukan interaksi dengan lebih baik dari pada yang masih muda. Oleh karena itu, interaksi juga merupakan suatu proses. Selain itu, ada yang baik dan ada yang buruk juga dalam interaksi seseorang. Hal demikian juga menunjukkan bahwa interaksi merupakan suatu kemampuan yang dipelajari. Interaksi merupakan suatu keterampilan, sesuatu sebagai hasil belajar. Salah satu hukum dalam belajar adalah mengenai latihan, pembiasaan atau conditioning. Oleh karena itu, agar mendapatkan keterampilan dalam berinteraksi, kita memerlukan adanya latihan. Orang yang kurang latihan dalam berinteraksi dapat dipastikan kurang terampil dalam berinteraksi. Dalam interaksi sosial ada kemungkinan individu dapat menyesuaikan dengan yang lain atau sebaliknya. Pengertian penyesuaian diri di sini dalam arti yang luas yaitu bahwa individu dapat meleburkan diri dengan keadaan di sekitarnya, atau sebaliknya individu dapat mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan dalam diri individu sesuai dengan apa yang diinginkan oleh individu yang bersangkutan. Dapat disimpulkan bahwa interaksi adalah suatu proses melakukan hubungan dengan orang lain, lingkungan alam, maupun hal-hal lain yang menjadi sifat dasar dan kebutuhan manusia baik itu dengan cara berkembang melalui belajar maupun adaptasi untuk mencapai keadaan diri individu yang sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian, manusia akan senantiasa mengalami perkembangan, memiliki faktor internal yang memengaruhi interaksinya, dan berhubungan langsung dengan lingkungannya. Faktor-faktor tersebut merupakan inti dari proses interaksi manusia dengan lingkungannya. Berikut adalah pemaparan-pemaparannya. Perkembangan Manusia Seperti yang telah diutarakan sebelumnya, dalam suatu proses interaksi manusia senantiasa berkembang agar mampu melakukannya. Perkembangan manusia ini amatlah menentukan bagaimana seorang individu mampu berinteraksi dengan lingkungan sosial maupun alam. Akibat dari unsur kehidupan yang ada pada manusia, manusia berkembang dan mengalami perubahan, baik itu dalam segi fisiologis maupun psikologis. Terdapat banyak teori yang membahas mengenai manusia dan perkembangannya. Beberapa teori-teori perkembangan manusia tersebut di antaranya adalah sebagai berikut. Teori Perkembangan Nativisme Teori Nativisme menyatakan bahwa perkembangan manusia itu akan ditentukan oleh faktor-faktor nativus, yaitu faktor keturunan yang merupakan faktor-faktor yang dibawa oleh individu sejak dilahirkan Saleh, 2018, hlm. 144. Menurut teori ini sewaktu individu dilahirkan telah membawa sifat-sifat tertentu, dan sifat inilah yang akan menentukan keadaan individu yang bersangkutan, sedangkan faktor lain yaitu lingkungan, termasuk di dalamnya pendidikan dapat dikatakan tidak berpengaruh terhadap perkembangan individu itu. Teori ini dikemukakan oleh Schopenhouer Bigot, dkk.,1950 dalam Saleh, 2018, hlm. 144. Teori ini berpandangan bahwa seakan-akan manusia ditentukan oleh sifat sebelumnya, tidak dapat diubah, sangat tergantung pada sifat yang diturunkan dari orang tuanya. Dengan kata lain teori ini juga mengemukakan bahwa setiap manusia yang dilahirkan dibekali membawa bakat-bakat, baik yang berasal dari orang tuanya, nenek moyang atau jenisnya. Apabila pembawaannya itu baik maka akan baik pula anaki itu kelak, demikian juga sebaliknya. Teori Perkembangan Empirisme Teori empirisme berpandangan bahwa perkembangan individu akan ditentukan oleh empirisnya atau pengalaman-pengalamannya yang diperoleh selama perkembangan individu Saleh, 2018, hlm. 146. Pengalaman yang dimaksud dapat juga berupa pendidikan yang diterima oleh individu. Menurut teori ini individu yang dilahirkan dianggap sebagai kertas putih bersih yang belum ditulis, dan perkembangan individu adalah proses penulisannya. Teori empirisme ini dikemukakan oleh John Locke, juga sering dikenal dengan teori tabularasa yang berarti buku kosong atau lembaran kertas putih yang dapat diisi oleh apa pun dan siapa pun. Dengan demikian teori empirisme adalah teori yang memandang keturunan atau pembawaan tidak mempunyai peranan dan membuatnya menjadi kebalikan atau lawan dari teori nativisme. Selain dipengaruhi oleh orang lain dan pendidikan, teori perkembangan empirisme juga menekankan bahwa lingkungan juga dapat mengisi lembaran kosong seseorang. Lingkungan yang mempengaruhi tingkah-laku terdiri dari lima aspek, yaitu geografis, historis, sosiologis, kultiral dan psikologis Mahmud, 1984 dalam Saleh, 2021, hlm. 148. Lingkungan geografis disebut juga lingkungan alamiah, yaitu lingkungan yang ditentukan oleh letak wilayah seperti di dataran, pegunugan, dan pesisir pantai; kondisi iklim seperti panas di gurun sahara, tropis, seddang, dan salju; sumber penghasilan seperti wilayah industry, pertanian, pertambangan, dan perminyakan. Lingkungan historis yaitu lingkungan yang ditentukan oleh ciri suatu masa atau era dengan segala perkembangan peradabannya. Misalnya masa klasik, masa kemunduran, masa pencerahan, masa modern, era industri dan sebagainya. Lingkungan sosiologis adalah lingkungan yang ditentukan oleh hubungan antar individu dalam suatu komunitas sosial. Hubungan ini selalu dikaitkan dengan tradisi, nilai-nilai, perpaturan dan undang-undang. Lingkungan kultural, adalah lingkungan yang ditentukan oleh kultur suatu masyarakat. Kultur ini meliputi cara berpikir, bertindak, berperasaan, dan sebagainya. Lingkungan psikologis adalah lingkungan yang ditentukan oleh kondisi kejiwaan, seperti kondisi rasa tanggung jawab, toleransi, kesadaran, kemerdekaan, keamanan, kesejahteraan dan sebagainya Saleh, 2018, hlm. 147-148. Teori Konvergensi Teori konvergensi merupakan teori gabungan konvergensi dari nativisme dan empirisme yang dikemukakan oleh William Stern yang beranggapan bahwa pembawaan lahir, pengalaman, maupun lingkungan mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan individu Saleh, 2018, hlm. 150. Perkembangan individu akan ditentukan baik oleh faktor yang di bawa sejak lahir faktor endogen maupun faktor lingkungan termasuk pengalaman dan pendidikan yang merupakan faktor eksogen. Penelitian dari W. Stern memberikan bukti tentang kebenaran dari teorinya, dan dapat diterima oleh para ahli pada umumnya, sehingga teori yang dikemukakan oleh W. Stern merupakan salah satu hukum perkembangan individu di samping adanya hukum-hukum perkembangan yang lain. Golongan ini muncul karena melihat kedua pendapat Nativisme dan Empirisme di atas yang saling bertentangan dan keduanya berada pada garis yang ekstrim, dan banyak mempunyai kelemahan-kelemahan jika dihadapkan dengan realitas yang ada terlebih lagi pada abad modern. Faktor Endogen Faktor endogen adalah faktor yang dibawa oleh individu sejak dalam kandungan hingga akhirnya dilahirkan Saleh, 2018, hlm. 156. Endogen sering disebut juga sebagai faktor faktor keturunan atau faktor pembawaan. Faktor ini terjadi sebagai akibat dari bertemunya ovum dari ibu dan sperma dari ayah sehingga faktor endogen yang dibawa oleh individu itu mempunyai sifat-sifat seperti orang tuanya. Kenyataan menunjukkan bahwa saat individu dilahirkan, telah ada sifat-sifat jasmaniah yang diturunkan oleh orangtua kepada anaknya, misalnya karena orangtuanya berkulit putih, maka individu yang dilahirkannya pun memiliki kulit putih. Warna rambut juga sangat bervariasi tergantung dari faktor keturunannya, baik itu warna hitam, merah, cokelat, atau pirang. Individu juga mempunyai pembawaan-pembawaan yang berhubungan dengan sifat-sifat kejasmanian dan tempramen, maka individu masih mempunyai sifat-sifat pembawaan yang berupa bakat. Bakat bukan merupakan satu-satunya faktor yang dibawa individu sewaktu dilahirkan, melainkan hanya merupakan salah satu faktor yang dibawa sewaktu dilahirkan. Di samping itu, individu juga mempunyai sifat-sifat pembawaan psikologis yang erat hubungannya dengan keadaan jasmani yaitu temperamen. Temperamen merupakan sifat-sifat pembawaan yang erat hubungannya dengan struktur kejasmanian seseorang, yaitu yang berhubungan dengan fungsi-fungsi fisiologis seperti darah, kelenjar-kelenjar, cairan-cairan lain, yang terdapat dalam diri manusia. Faktor Eksogen Faktor eksogen merupakan yang datang dari luar diri individu, merupakan pengalaman-pengalaman, alam sekitar, pendidikan Saleh, 2018, hlm. 157. Pengaruh pendidikan dan lingkungan sekitar itu sebenarnya terdapat perbedaan. Pada umumnya pengaruh lingkungan bersifat pasif, dalam arti bahwa lingkungan tidak memberikan suatu paksaan kepada individu. Lingkungan memberikan kesempatan-kesempatan kepada individu, bagaimana individu mengambil manfaat dari kesempatan yang diberikan oleh lingkungan tergantung kepada individu. Tidak demikian halnya dengan pendidikan. Pendidikan dijalankan dengan penuh kesadaran dan dengan secara sistematis untuk mengembangkan sistematis untuk mengembangkan potensi-potensi ataupun yang ada pada individu sesuai dengan cita-cita atau tujuan pendidikan. Hubungan Manusia dengan Lingkungannya Pada teori konvergensi disebutkan bahwa lingkungan memiliki peranan penting dalam perkembangan jiwa manusia. Lingkungan tersebut terbagi dalam beberapa kategori yaitu Lingkungan fisik, berupa alam seperti keadaan alam atau keadaan tanah serta musim; Lingkungan sosial, berupa lingkungan tempat individu berinteraksi. Lingkungan sosial dibedakan dalam dua bentuk, yakni lingkungan sosial primer dan sekunder. Lingkungan sosial primer adalah lingkungan yang anggotanya saling kenal, sementara itu lingkungan sosial sekunder adalah lingkungan yang hubungan antara anggotanya bersifat longgar. Hubungan individu dengan lingkungannya juga memiliki hubungan timbal balik lingkungan mempengaruhi individu dan individu mempengaruhi lingkungan. Sikap individu terhadap lingkungan dapat dibagi dalam 3 kategori yaitu Individu menolak lingkungan jika tidak sesuai dengan yang ada dalam diri individu; Individu menerima lingkungan jika sesuai dengan yang ada dalam diri individu; Individu bersikap netral atau berstatus. Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dengan individu yang lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya Warsah & Daheri, 2021, hlm. 182. Artinya, terdapat hubungan yang saling timbal balik. Hubungan tersebut dapat antara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial Dalam interaksi sosial ada kemungkinan individu dapat menyesuaikan dengan yang lain atau sebaliknya. Saat dialami, interaksi sosial terasa sederhana, kenyataannya interaksi sosial merupakan suatu proses yang kompleks. Oleh karena itu terdapat beragam faktor yang dapat mempengaruhi interaksi sosial yang di antaranya adalah sebagai berikut. Faktor Imitasi Gabrile Tarde berpendapat bahwa seluruh kehidupan sosial itu sebenarnya berdasarkan faktor imitasi saja. Meskipun terdengar sebagai pernyataan yang berat sebelah, kenyataannya faktor imitasi adalah faktor yang kuat dalam mempengaruhi interaksi sosial. Misalnya, jika kita mengamati bagaimana seorang anak belajar berbicara. Mula-mula, ia seakan-akan mengimitasi dirinya sendiri, ia mengulang-ulang bunyi kata tertentu hingga mulai meniru perkataan orangtuanya. Faktor Sugesti Arti sugesti dan imitasi dalam hubungannya dengan interaksi sosial hampir sama. Bedanya adalah bahwa dalam imitasi itu orang yang satu mengikuti sesuatu di luar dirinya. sedangkan pada sugesti, seseorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya yang lalu diterima oleh orang lain di luarnya. Sugesti dalam psikolgi sosial dapat kita rumuskan sebagai suatu proses di mana seorang individu menerima suatu cara penglihatan atau pedoman-pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu Walgito, 2010 dalam Warsah & Daheri, 2021, hlm. 185. Faktor Identifikasi Faktor lain yang memegang peranan dalam interaksi sosial ialah faktor identifikasi. Identifikasi adalah suatu istilah yang dikemukakan oleh Freud, seorang tokoh dalam psikologi dalam, khususnya dalam psikoanalisis. Identifikasi merupakan dorongan untuk menjadi identik sama dengan orang lain. Dalam garis besar hal ini dapat ditempuh dengan dua cara, pertama dari pendidikan, anak mempelajari dan menerima norma-norma sosial itu karena orang tua dengan sengaja mendidiknya. Kedua dalam proses identifikasi ini seluruh norma-norma, cita-cita, sikap dan sebagainya dari orang tua sedapat mungkin dijadikan norma-norma, sikap-sikap dan sebagainya itu dari anak sendiri, dan anak menggunakan hal tersebut dalam perilaku sehari-hari. Faktor SimpatiSimpati merupakan perasaan rasa tertarik kepada orang lain. Oleh karena simpati merupakan perasaan, maka simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan atas dasar perasaan atau emosi. Dalam simpati orang merasa tertarik kepada orang lain yang seakan-akan berlangsung dengan sendirinya, apa sebabnya merasa tertarik sering tidak dapat memberikan penjelasan lebih lanjut. Di samping individu mempunyai kecenderungan tertarik pada orang lain, individu juga mempunyai kecenderungan untuk menolak orang lain, ini yang sering disebut antipati. Interaksi Manusia dengan Alam Interaksi manusia dengan lingkungan alam atau lingkungan hidup adalah interaksi manusia dengan segala sesuatu yang ada di sekitar kita, baik berupa benda hidup maupun benda mati, benda abstrak maupun benda nyata termasuk manusia lainnya serta suasana yang terbentuk karena terjadinya interaksi di antara elemen-elemen alam tersebut. Dari definisi tersebut tampak bahwa lingkungan hidup atau lingkungan alam ini sangatlah luas pengertiannya. Untuk mengerucutkannya kita dapat membaginya menjadi beberapa kelompok utama lingkungan yang terdiri atas lingkungan hidup biotik dan tak hidup abiotik LIngkungan alamiah dan Buatan manusia Lingkungan Prenatal, dan Postnatal Lingkungan Biofisis dan Psikososial Hubungan manusia dengan alam ini juga telah memercikan banyak dialog dan pendapat dari para ahli yang beragam. Beberapa teori atau paham yang hingga kini menjadi pusat dialog utama mengenai hubungan manusia dengan alam adalah sebagai berikut. Paham Determinisme Charles Darwin dalam teori evolusinya berpendapat bahwa makhluk hidup secara berkesinambungan mengalami perkembangan yang dipengaruhi oleh alam. Selanjutnya menurut Ratzel, perkembangan populasi dan budaya berkembang ditentukan oleh kondisi alam pula. Elsworth Huntingon menyatakan iklim juga sangat menentukan perkembangan kebudayaan manusia. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia dan perilakunya sangat ditentukan oleh alam, dan inilah narasi utama dari paham determinisme. Paham Posibilisme Sementara itu paham posibilisme menyatakan bahwa alam tidak terlalu berpengaruh terhadap kehidupan karena posibilitas memiliki alamlah yang didapatkan manusia. Manusia dapat mengontrol alam sesuai dengan kehendaknya. Paham Optimisme Teknologi Menurut paham ini, teknologi adalah tulang punggung pembangunan. Sebagai akibat dari kemajuan tekonlogilah kita dapat menguak berbagai rahasia alam untuk dimanfaatkan menjadi kesejahteraan manusia. Paham Keyakinan Tuhan Alam dan seisinya diciptakan oleh Tuhan yang Maha Esa dengan dibantu IPTEK disertai pemeliharaannya oleh manusia. Referensi Saleh, 2018. Pengantar psikologi. Makassar Penerbit Aksara Timur. Warsah, I., Daheri, M. 2021. Psikologi suatu pengantar. Yogyakarta Tunas Gemilang Press. A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembinaan Anak Berbakat dalam Perspektif Pendidikan Islam Bakat berkembang sebagai hasil interaksi dari faktor yang bersumber dari dalam individu dan dari lingkungannya. Apabila kedua faktor tersebut bersifat saling mendukung maka bakat yang akan dapat berkembang secara optimal. Faktor endogen adalah “Faktor pembawaan atau sifat yang dibawa oleh individu sejak dalam kandungan hingga kelahiran.”[26] Jadi faktor endogen merupakan faktor keturunan atau faktor pembawaan. Oleh karena itu pada individu tersebut terjadi dari bertemuanya ovum dari ibunya dan sperma dari ayahnya, maka tidak heran bila faktor yang terbawa oleh seseorang individu sama dengan yang dialami oleh orang tuanya. Genitas manusia telah ada semenjak manusia itu lahir, jahat, baik, dan buruk semua telah ada, tinggal bergantung pada manusia itu sendiri, menumbuhkan baik atau yang jahat. Hal ini merupakan faktor pembawaan endogen. Abu Ahmadi dalam bukunya Psikologi Umum juga mengatakan hal yang senada, beliau mengatakan bahwa “endogen adalah faktor atau sifat yang dibawa oleh individu sejak dalam kandungan hingga kelahirannya.”[27]. Maka tidaklah mengherankan kalau faktor endogen yang dibawa oleh individu itu mempunyai sifat-sifat seperti orang tuanya. Seperti pepatah indonesia “air di cucuran akhirnya jatuh ke pelimbahan juga.” Ini berarti bahwa keadaan atau sifat-sifat dari anak itu tidak meninggalkan sifat-sifat dari orang tuanya. Demikian pula gen ini merupakan satuan kimia yang diwariskan dalam kromosum yang dengan interaksi lingkungan mempengaruhi atau menetukan suatu individu. Demikian juga perpaduan antara bakat yang dibawa dari kelahiran serta pendidikan yang tepat merupakan cara yang paling tepat dalam proses pembentukan anak dalam masyarakat. Anak yang baru lahir selalu menuntut penyempurnaan dirinya, bahkan sejak ia dalam kandungan. Anak dalam kandungan melalui ibunya mengalami proses pematangan diri, baik fisik mental dan emosional. Hubungan batin antara ibu dan anak dalam kandungan terjalin sangat erat sekali. Kegoncangan emosional dan keterbatasan yang dilakukan ibu mempengaruhi perkembangan anak secara keseluruhan. Perkembangan dalam arti kuantitatif maupun kualitatif dengan perantaraan ibu, anak dalam kandungan memenuhi tuntutan kejiwaannya untuk mencapai perkembangan tersebut. Begitu besarnya pengaruh ibu terhadap anak, sehingga pendidikan anak dapat dilakukan selama dalam kandungan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah mengatakan “bahwa anak harus diberikan pendidikan sedini mungkin bahkan sejak kedua orang tuanya memasuki jenjang perkawinan, harus sudah mengklasifikasikan bagaimana anak yang akan mereka lahirkan nanti.”[28] Ketika suami isteri bergaul sudah diawali dengan do’a agar dengan do’a itu setan tidak ikut campur menurut ajaran Islam karena dalam tetes air suci ovum yang tersimpan dalam rahim isteri bukan terdiri dari bahan-bahan jasmaniah semata, tetapi juga mengandung benih watak dan tabiat calon anak. makanan ibu yang mengandung akan menjadi vitamin anak kelak. Demikian juga kelakuan ibu dan bapak akan menjadi vitamin jiwa calon anak. Anak yang dilahirkan ke dunia ini sebagai individu yang memiliki ciri dan bakat tertentu yang bersifat laten. Ciri-ciri dan bakat inilah yang akan membedakan dengan anak lainnya dalam lingkungan sosial. Lingkungan sosial di sini adalah lingkungan sosial masyarakat dalam arti yang luas. Faktor pembawaan yang berhubungan dengan keadaan jasmani pada umumnya tidak dapat diubah. Bagaimana besar keinginan orang untuk mempunyai warna kulit yang putih bersih, hal ini tidak mungkin kalau karena faktor keturunan kulitnya berwarna coklat, demikian pula halnya dengan lainnya. Di samping itu individu juga mempunyai sifat-sifat pembawaan psikologik yang erat hubungannya dengan keadaan jasmani yaitu temperamen. “Temperamen merupakan sifat-sifat seseorang yang erat hubungannya dengan struktur kejasmanian seseorang, yaitu yang berhubungan dengan fungsi-fungsi seperti darah, kelenjar, dan cairan-cairan lain yang terdapat dalam diri manusia”.[29] Temperamen berbeda dengan karakter atau watak, yang kadang-kadang kedua pengertian itu dipersamakan satu dengan yang lain. Karakter atau watak yaitu merupakan keseluruhan dari sifat seseorang yang nampak dalam perbuatannya sehari-hari, sebagai hasil pembawaan maupun lingkungan. Temperamen pada umumnya bersifat tidak konstan, dapat berubah-ubah sesuai dengan pengaruh lingkungan, sebagaimana yang diungkapkan oleh Abu Ahmadi adalah “pada individu ada bagian yang dapat berubah dan ada yang tidak dapat diubah. Yang tidak dapat berubah inilah yang lebih bersifat konstan yaitu yang berhubungan dengan temperamen. Agar potensi anak menjadi aktualisasi dibutuhkan kesempatan untuk dapat mengaktualisasi moral dan karakter anak, karena kemungkinan ada bakat yang tidak dapat berkembang atau tidak dapat beraktualisasi karena kesempatan tidak atau kurang memungkinkan. “Mengaktualisasi moral dan karakter anak diperlukan lingkungan yang baik, dan mendukung, disinilah letak peranan lingkungan dalam perkembangan tingkah laku anak. Karena itu langkah yang baik ialah memberi kesempatan untuk mengembangkan pendidikan tingkah laku anak”.[30] Faktor eksogen merupakan faktor yang datang dari luar diri individu, merupakan pengalaman-pengalaman, alam sekitarnya, pendidikan dan sebagainya, yang sering disebut dengan “milie.” Pengaruh pendidikan dan pengaruh lingkungan bersifat pasif, dalam arti bahwa lingkungan tidak memberikan suatu paksaan kepada individu. Lingkungan memberikan kemungkinan-kemungkinan atau kesempatan kepada individu. Bagaimana individu mengambil manfaat dari kesempatan yang diberikan oleh lingkungan tergantung kepada individu yang bersangkutan. Tidak demikian halnya dengan pendidikan, pendidikan dijalankan dengan penuh kesadaran dan dengan secara sistematik untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada pada individu sesuai dengan cita-cita atau tujuan pendidikan. Dengan demikian pendidikan itu bersifat aktif, penuh tangung jawab dan ingin mengarahkan perkembangan individu ke suatu tujuan tertentu. Sekalipun pengaruh lingkungan tidak bersifat memaksa, namun tidak dapat diingkari peranan lingkungan cukup besar pengaruhnya dalam perkembangan tingkah laku anak. Hubungan individu dengan lingkungan ternyata tidak hanya berjalan sebelah, dalam arti hanya lingkungan saja yang mempunyai pengaruh terhadap individu. “Hubungan antara individu dengan lingkungannya terdapat hubungan yang saling timbal balik, yaitu lingkungan dapat mempengaruhi individu, tetapi sebaliknya juga dapat mempengaruhi lingkungan”.[31] Setiap manusia sebagai pribadi tentu berkomunikasi dengan manusia lainya. Dalam proses antar individu itu manusia akan terbawa oleh sikap spontan karena latihan atau pembawaan. Disinilah Islam kemudian memberikan ajaran tegas bagaimana seseorang itu bergaul dengan sesamanya, apakah pada tingkatan emosi ataupun dalam bentuk berperilaku nyata. Pada dasarnya setiap orang diajarkan oleh Allah Swt untuk menolong sesamanya yang memerlukan pertolongan. Islam mengajarkan manusia agar membantu sesama makhluk, bahkan hewan sekalipun bila menderita perlu ditolong. Perilaku menolong sesama ini perlu dilatih dan dibiasakan sehingga akhirnya menjadi tingkah laku atau kepribadian setiap pribadi manusia. Sifat egois yang mementingkan diri sendiri dan acuh terhadap lingkungan sekitarnya bukan tuntunan Islam. Sesungguhnya situasi interaksi edukatif tidak bisa terlepas dari pengaruh latar belakang kehidupan anak. Untuk itulah pembawaan genetik dan lingkungan anak perlu dibicarakan untuk mendapatkan gambaran mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi anak sebelum masuk lembaga pendidikan formal. Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan manusia. karena itu mutlak diperlukan. Anak yang baru lahirpun memerlukan pendidikan, bahkan sejak ia dalam kandungan ibu. Pada umumnya sikap dan kepribadian anak ditentukan oleh pendidikan, pengalaman dan latihan-latihan, yang dilalui sejak masa kecil. Pendidikan merupakan kebutuhan hidup dan tuntutan kejiwaan. Perkembangan dan kematangan jiwa seseorang anak dipengaruhi oleh faktor pembawaan lingkungan. Lingkungan dapat dijadikan tempat kematangan jiwa seseorang. Bakat berkembang sebagai hasil inreaksi dari faktor yang bersumber dari dalam individu dan dari lingkungannya. Apabila kedua faktor tersebut bersifat saling mendukung maka bakat yang ada akan dapat berkembang secara optimal. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi anak berbakat adalah 1. Kemampuan individu yang dibawa sejak lahir. Faktor bawaan akan sangat menentukan sekali pembentukan dan perkembangan bakat seseorang. Pembawaan merupakan faktor pembentuk kemampuan manusia yang pasti. Hal ini berarti bahwa kemampuan yang dimiliki seseorang ditentukan oleh faktor bawaan dan kemampuan tersebut hanya akan dapat berkembang samapai batas-batas tertentu. “Lingkungan tidak akan merubah membentuk manusia melebihi batas kemampuan yang dimiliki manusia. Kemampuan ini diturunkan oleh orang tua kepada anak-anaknya melebihi sel-sel khusus”.[32] 2. Minat individu yang bersangkutan Suatu bakat tertentu tidak akan berkembang dengan baik apabila tidak disertai minat yang cukup tinggi terhadap bidang atau hal yang sesuai dengan bakat tersebut. Misalnya sesorang yang memilki bakat yang cukup tinggi terhadap bidang atau hal yang sesuai dengan bakat tersebut. Misalnya seseorang yang memilki bakat cukup tinggi sebagai ahli mesin, apabila ini tidak atau kurang berminat terhadap hal-hal yang berhubungan dengan mesin, maka bakatnya tersebut tidak akan dapat berkembang secara baik. 3. Motivasi yang dimilki Individu Suatu bakat akan menjadi kurang berkembang atau tidak akan menonjol bila kurang disertai oleh adanya motivasi yang cukup tinggi untuk mengaktualisasikannya, karena motivasi berhubungan erat dengan daya juang seseorang untuk mencapai suatu tujuan. “Faktor kepribadian ini juga sangat memegang peranan bagi perkembangan bakat seseorang, misal konsep diri, rasa percaya diri, keuletan atau keteguhan dalam berusaha, kesediaan untuk menerima kritik dan saran demi untuk meraih sukses yang tinggi”.[33] Bakat tertentu akan berkembang dengan baik apabila sudah mendekati atau menginjak masa pekanya. “Suatu hal yang sulit bagi kita adalah dalam menentukan kapankah saatnya pada usia berapakah suatu kemampuan atau bakat tertentu sudah matang untuk dikembangkan atau dilatih, karena untuk masing-masing kemampuan dan untuk setiap orang kematangannya belum tentu atau tidak selalu sama”.[34] Sebagaimana sudah diuraikan sebelumnya bahwa lingkungan juga memegang peranan yang sangat menentukan berkembangnya suatu bakat. Oleh karena itu, lingkungan dapat berfungsi sebagai perangsang untuk berkembangnya bakat, tetapi dapat juga sebaliknya lingkungan justru menjadi fakor penghambat bagi aktualisasi dan perkembangan bakat yang dimilki seseorang. Lingkungan dalam hal ini dapat dipilih menjadi[35] a. Lingkungan dalam keluarga b. Lingkungan disekitar tempat tinggal c. Lingkungan pendidikan baik yang bersifat formal, informal, pelatihan, kursus dan sebagainya. [26] Abu Ahmadi, Psikologi Umum, Jakarta Rineka Cipta, 2003, hal. 56. [28] Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak …, hal. 60. [29] Abu Ahmadi, Psikologi Umum.., hal. 60. [30] Abdul Rahman Shaleh, Psikologi...., hal. 260. [32] Abu Ahmadi, Psikologi Umum.., hal. 66 [34] Abdul Rahman Shaleh, Psikologi …, hal. 298. Kita membicarakan hal yang sangat penting dalam psikologi dan sangat erat hubungannya dengan ilmu pendidikan, yaitu suatu pembawaan dan pembawaan ini adalah soal yang sangat tidak mudah dan dengan demikian memerlukan penjelasan, dan uraian yang tidak sedikit. Telah bertahun-tahun lamanya para ahli didik, ahli biologi, ahli psikologi dan lain-lain memikirkan dan berusaha mencari jawaban atas pertanyaan perkembangan manusia tergantung pada pembawaan ataukah lingkungan atau dengan kata lain perkembangan anak muda hingga menjadi dewasa, faktor-faktor yang menentukan itu, kadang-kadang yang dibawa dari keturunan, pembawaan ataukah pengaruh-pengaruh lingkungan ada beberapa Aliran NativismeAliran ini berpendapat bahwa segala perkembangan manusia itu telah ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir. Pendidikan tidak bisa mengubah sifat-sifat pembawaan. Salah satu perbedaan dasar individu adalah latar belakang hereditas masing-masing individu. Hereditas dapat diartikan sebagai pewaris atau pemindah biologis, karakteristik individu dari pihak orang Aliran EmpirismeAliran ini mempunyai pendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa, itu sama sekali ditentukan oleh lingkungannya. Sejak atau oleh pendidik dan pengalamannya sejak kecil, manusia dapat dididik apa saja/kearah yang lebih yang baik maupun kearah yang teori ini dalam lapangan pendidikan menimbulkan pandangan yang otomistis yang memandang bahwa pendidikan merupakan usaha yang cukup mampu untuk membentuk pribadi manusia. Teori ini sering disebut dengan “Tabularasa” yang memandang bahwa keturunan itu mempunyai Hukum KonvergensiHukum ini berasal dari ahli psikologi bangsa Jerman bernama William Stern. Ia berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan kedua-duanya menentukan perkembangan manusia, dari duah buah faktor perkembangan dan lingkungan. Kedua hal tersebut itu kita renungkan benar-benar, belum tepatlah kiranya hal itu diperuntukkan bagi perkembangan manusia, hasil dari proses alam, yaitu pembawaan dan lingkungan perkembangan manusia itu bukan hasil belaka dari pembawaannya dan lingkungannya. Manusia itu tidak hanya diperkembangkan tetapi iya memperkembangkan dirinya sendiri. Manusia adalah makhluk. Proses perkembangan manusia tidak hanya oleh faktor pembawaan yang telah ada pada orang itu dan faktor lingkungannya yang mempengaruhi orang itu. Aktivitas manusia itu sendiri dalam pekembangannya turut menentukan atau memainkan peranan dan Keturunana. KeturunanKita dapat mengatakan bahwa sifat-sifat atau ciri-ciri pada seorang anak adalah keturunan, jika sifat-sifat atau ciri-ciri tersebutdiwariskan atau diturunkan melalui sel-sel kelamin dari generasi yang lain. Yaitu ada dua syarat v Persamaan sifat atau ciri-ciri, danv Ciri-ciri ini harus menurun melaui sel-sel juga sifat-sifat itu diwarisi dari nenek moyang atau Pembawaan1. Agar lebih jelas lagi pengertian kita tentang keturunan dan bagaimana hubungannya atau adakah perbedaannya antara turunan dengan pembawaan, inilah uraiannya, dapat kita katakan bahwa yng dimaksud dengan pembawaan ialah semua kesanggupan-kesanggupan yang dapat atau bakat terkandung dalam sel-benih kiem-cel, yaitu keseluruhan kemungkinan-kemungkinan yang ditentukan oleh keturunan, inilah yang dalam arti terbatas kita namakan pembawaan aanleg.2. Struktur PembawaanDisamping kita memahami bahwa pembawaan yang bermacam-macam yang ada pada anak itu tidak dapat kita amati, jadi belum dapat dilihat sebelum pembawaan itu menyatakan diri dalam perwujudannya dari potential ability menjadi actual ability, kita hendaklah selalu ingat bahwa sifat-sifat dalam pembawaan potensi-potensi itu seperti potensi untuk belajar ilmu pasti, berkata-kata, intelijensi yang baik dan lain-lain merupakan struktur pembawaan Di muka telah dikatakan bahwa pembawaan ialah seluruh kemungkinan yang terkandung dalam sel-benih yang akan berkembang mencapai yang dibawa anak sejak lahir adalah potensi-potensi yang aktif dan pasif, yang akan terus berkembang hingga mencapai Pembawaan dan BakatSebenarnya kedua istilah itu – pembawaan dan bakat adalah dua istilah yang sama maksudnya. Umumnya dalam psikologi kita dapti kedua istilah itu sejajar, sama-sama dipakai untuk satu pengertian, yaitu pembawaan aanleg. Untuk menggantikan kata aanleg kedua istilah tersebut di atas dapat digunakan sama-sama dengan maksud sama Macam Pembawaan dan Pengaruh Keturunana. Perlu pula kiranya kita singgung sedikit beberapa macam pembawaan berikut 1. Pembawaan jenis Tiap-tiap manusia biasa diwaktu lainnya telah memiliki pembawaan jenis, yaitu jenis manusia. Bentuk badannya, anggota-anggota tubuhnya, intelijensinya, ingatannya dan sebagainya semua itu menunjukkan ciri-ciri yang khas, dan berbeda dengan jenis-jenis makhluk Pembawaan RasDalam jenis manusia pada umumnya masih terdapat lagi bermacam-macam perbedaan yang juga termasuk pembawaan keturunan, yaitu pembawaan keturunan mengenai Pembawaan Jenis KelaminSetiap manusia yang normal sejak lahir telah membawa pembawaan jenis kelamin Pembawaan PerseoranganKecuali pembawaan-pembawaan terebut diatas, tiap orang sendiri-sendiri individu memiliki pembawaan yang bersifat individual pembawaan perseoranganyang tipikal, banyak ditentukan oleh keturunan ialah pembawaan ras, pembawaan jenis dan pembawaan Konstitusi tubuh termasuk didalamnya motorik, seperti sikap badan, sikap berjalan, air muka, gerakan Cara bekerja alat-alat indra ada orang yang lebih menyukai beberapa jenis perangsang tertentu yang mirip dengan kesukaan yang dimilikioleh ayah atau Sifat-sifat ingatan dan kesanggupan Tipe-tipe perhatian, intelijensi kosien IQ serta tipe-tipe intelijensi. v Cara-cara berlangsungnya emosi-emosi yang Tempo dan ritme perkembangan ingat pelajaran psikologi perkembanganLingkungan environmentMacam-macam lingkungan dan bagaimana individu berinteraksi dengan Macam-macam lingkungan Lingkungan environment ialah meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life process kita kecuali Sertain lingkungan itu dapat dibagi menjadi 3 bagian sebagai berikut 1 Lingkungan alam/luar eksternal or physical environment2 Lingkungan dalam internal environment, dan3 Lingkungan sosial/masyarakat social environmentv Bagaimana Individu Berhubungan Dengan Lingkungan?Kepribadian adalah organisasi dinamis daripada sistem psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik khas.Dari rumusan /definisi tersebut jelas bahwa kepribadian manusia tidak dapat dirumuskan sebagai suatu keseluruhan atau kesatuan individu saja, tanpa sekaligus meletakkan hubungannya dengan woodworth, cara-cara individu itu berhubungan dengan lingkungannya dapat dibedakan menjadi 4 macam 1 Individu bertentangan dengan lingkungannya,2 Individu menggunakan lingkungannya,3 Individu berpartisipasi dengan lingkungannya, dan4 Individu menyesuaikan diri dengan itu senantiasa berusaha untuk “ menyesuaikan diri “ dalam arti luas dengan arti yang luas menyesuaikan diri itu berarti 1 Mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan penyesuaian autoplastis2 Mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan keinginan diri penyesuaian diri semua yang berkembang dalam diri suatu individu ditentukan oleh pembawaan dan juga oleh lingkungannya dan adapula lebih ditentukan oleh mengatakan bahwa pendidikan tidak bisa mengubah pembawaan. Bila dilihat dari kedua teori yang bertentangan satu dengan yang kesimpulan dapat dikatakan jalan perkembangan manusia sedikit banyak ditentukan oleh pembawaan yang turun temurun oleh aktifitas atau penentuan manusia sendiri yang dilakukan dengan bebas di bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan tertentu berkembang menjadi ada teori konvergensi yang merupakan teori gabungan baik pembawaan maupun pengalaman lingkungan mempunyai peranan penting di dalam perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor bawaan sejak lahir endogen. Kita membicarakan hal yang sangat penting dalam psikologi dan sangat erat hubungannya dengan ilmu pendidikan, yaitu suatu pembawaan dan pembawaan ini adalah soal yang sangat tidak mudah dan dengan demikian memerlukan penjelasan, dan uraian yang tidak sedikit. Telah bertahun-tahun lamanya para ahli didik, ahli biologi, ahli psikologi dan lain-lain memikirkan dan berusaha mencari jawaban atas pertanyaan perkembangan manusia tergantung pada pembawaan ataukah lingkungan atau dengan kata lain perkembangan anak muda hingga menjadi dewasa, faktor-faktor yang menentukan itu, kadang-kadang yang dibawa dari keturunan, pembawaan ataukah pengaruh-pengaruh lingkungan ada beberapa Aliran NativismeAliran ini berpendapat bahwa segala perkembangan manusia itu telah ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir. Pendidikan tidak bisa mengubah sifat-sifat pembawaan. Salah satu perbedaan dasar individu adalah latar belakang hereditas masing-masing individu. Hereditas dapat diartikan sebagai pewaris atau pemindah biologis, karakteristik individu dari pihak orang Aliran EmpirismeAliran ini mempunyai pendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa, itu sama sekali ditentukan oleh lingkungannya. Sejak atau oleh pendidik dan pengalamannya sejak kecil, manusia dapat dididik apa saja/kearah yang lebih yang baik maupun kearah yang teori ini dalam lapangan pendidikan menimbulkan pandangan yang otomistis yang memandang bahwa pendidikan merupakan usaha yang cukup mampu untuk membentuk pribadi manusia. Teori ini sering disebut dengan “Tabularasa” yang memandang bahwa keturunan itu mempunyai Hukum KonvergensiHukum ini berasal dari ahli psikologi bangsa Jerman bernama William Stern. Ia berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan kedua-duanya menentukan perkembangan manusia, dari duah buah faktor perkembangan dan lingkungan. Kedua hal tersebut itu kita renungkan benar-benar, belum tepatlah kiranya hal itu diperuntukkan bagi perkembangan manusia, hasil dari proses alam, yaitu pembawaan dan lingkungan perkembangan manusia itu bukan hasil belaka dari pembawaannya dan lingkungannya. Manusia itu tidak hanya diperkembangkan tetapi iya memperkembangkan dirinya sendiri. Manusia adalah makhluk. Proses perkembangan manusia tidak hanya oleh faktor pembawaan yang telah ada pada orang itu dan faktor lingkungannya yang mempengaruhi orang itu. Aktivitas manusia itu sendiri dalam pekembangannya turut menentukan atau memainkan peranan dan Keturunana. KeturunanKita dapat mengatakan bahwa sifat-sifat atau ciri-ciri pada seorang anak adalah keturunan, jika sifat-sifat atau ciri-ciri tersebutdiwariskan atau diturunkan melalui sel-sel kelamin dari generasi yang lain. Yaitu ada dua syarat v Persamaan sifat atau ciri-ciri, danv Ciri-ciri ini harus menurun melaui sel-sel juga sifat-sifat itu diwarisi dari nenek moyang atau Pembawaan1. Agar lebih jelas lagi pengertian kita tentang keturunan dan bagaimana hubungannya atau adakah perbedaannya antara turunan dengan pembawaan, inilah uraiannya, dapat kita katakan bahwa yng dimaksud dengan pembawaan ialah semua kesanggupan-kesanggupan yang dapat atau bakat terkandung dalam sel-benih kiem-cel, yaitu keseluruhan kemungkinan-kemungkinan yang ditentukan oleh keturunan, inilah yang dalam arti terbatas kita namakan pembawaan aanleg.2. Struktur PembawaanDisamping kita memahami bahwa pembawaan yang bermacam-macam yang ada pada anak itu tidak dapat kita amati, jadi belum dapat dilihat sebelum pembawaan itu menyatakan diri dalam perwujudannya dari potential ability menjadi actual ability, kita hendaklah selalu ingat bahwa sifat-sifat dalam pembawaan potensi-potensi itu seperti potensi untuk belajar ilmu pasti, berkata-kata, intelijensi yang baik dan lain-lain merupakan struktur pembawaan Di muka telah dikatakan bahwa pembawaan ialah seluruh kemungkinan yang terkandung dalam sel-benih yang akan berkembang mencapai yang dibawa anak sejak lahir adalah potensi-potensi yang aktif dan pasif, yang akan terus berkembang hingga mencapai Pembawaan dan BakatSebenarnya kedua istilah itu – pembawaan dan bakat adalah dua istilah yang sama maksudnya. Umumnya dalam psikologi kita dapti kedua istilah itu sejajar, sama-sama dipakai untuk satu pengertian, yaitu pembawaan aanleg. Untuk menggantikan kata aanleg kedua istilah tersebut di atas dapat digunakan sama-sama dengan maksud sama Macam Pembawaan dan Pengaruh Keturunana. Perlu pula kiranya kita singgung sedikit beberapa macam pembawaan berikut 1. Pembawaan jenis Tiap-tiap manusia biasa diwaktu lainnya telah memiliki pembawaan jenis, yaitu jenis manusia. Bentuk badannya, anggota-anggota tubuhnya, intelijensinya, ingatannya dan sebagainya semua itu menunjukkan ciri-ciri yang khas, dan berbeda dengan jenis-jenis makhluk Pembawaan RasDalam jenis manusia pada umumnya masih terdapat lagi bermacam-macam perbedaan yang juga termasuk pembawaan keturunan, yaitu pembawaan keturunan mengenai Pembawaan Jenis KelaminSetiap manusia yang normal sejak lahir telah membawa pembawaan jenis kelamin Pembawaan PerseoranganKecuali pembawaan-pembawaan terebut diatas, tiap orang sendiri-sendiri individu memiliki pembawaan yang bersifat individual pembawaan perseoranganyang tipikal, banyak ditentukan oleh keturunan ialah pembawaan ras, pembawaan jenis dan pembawaan Konstitusi tubuh termasuk didalamnya motorik, seperti sikap badan, sikap berjalan, air muka, gerakan Cara bekerja alat-alat indra ada orang yang lebih menyukai beberapa jenis perangsang tertentu yang mirip dengan kesukaan yang dimilikioleh ayah atau Sifat-sifat ingatan dan kesanggupan Tipe-tipe perhatian, intelijensi kosien IQ serta tipe-tipe intelijensi. v Cara-cara berlangsungnya emosi-emosi yang Tempo dan ritme perkembangan ingat pelajaran psikologi perkembanganLingkungan environmentMacam-macam lingkungan dan bagaimana individu berinteraksi dengan Macam-macam lingkungan Lingkungan environment ialah meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life process kita kecuali Sertain lingkungan itu dapat dibagi menjadi 3 bagian sebagai berikut 1 Lingkungan alam/luar eksternal or physical environment2 Lingkungan dalam internal environment, dan3 Lingkungan sosial/masyarakat social environmentv Bagaimana Individu Berhubungan Dengan Lingkungan?Kepribadian adalah organisasi dinamis daripada sistem psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik khas.Dari rumusan /definisi tersebut jelas bahwa kepribadian manusia tidak dapat dirumuskan sebagai suatu keseluruhan atau kesatuan individu saja, tanpa sekaligus meletakkan hubungannya dengan woodworth, cara-cara individu itu berhubungan dengan lingkungannya dapat dibedakan menjadi 4 macam 1 Individu bertentangan dengan lingkungannya,2 Individu menggunakan lingkungannya,3 Individu berpartisipasi dengan lingkungannya, dan4 Individu menyesuaikan diri dengan itu senantiasa berusaha untuk “ menyesuaikan diri “ dalam arti luas dengan arti yang luas menyesuaikan diri itu berarti 1 Mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan penyesuaian autoplastis2 Mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan keinginan diri penyesuaian diri semua yang berkembang dalam diri suatu individu ditentukan oleh pembawaan dan juga oleh lingkungannya dan adapula lebih ditentukan oleh mengatakan bahwa pendidikan tidak bisa mengubah pembawaan. Bila dilihat dari kedua teori yang bertentangan satu dengan yang kesimpulan dapat dikatakan jalan perkembangan manusia sedikit banyak ditentukan oleh pembawaan yang turun temurun oleh aktifitas atau penentuan manusia sendiri yang dilakukan dengan bebas di bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan tertentu berkembang menjadi ada teori konvergensi yang merupakan teori gabungan baik pembawaan maupun pengalaman lingkungan mempunyai peranan penting di dalam perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor bawaan sejak lahir endogen. Read More...... AbstractDalam dunia pendidikan, ada beberapa aliran yang mempengaruhi tingkah laku manusia, di antaranya adalah Empirisme, yaitu aliran yang beranggapan, bahwa manusia dalam perkembangan pribadinya ditentukan oleh pengalaman dunia luar. Sementara Nativisme berangapan sebaliknya, bahwa manusia dalam perkembangannya ditentukan dari dalam/pembawaan. Adapun gabungan dari kedua aliran di atas adalah Konvergensi, yang beranggapan bahwa perkembangan manusia di samping ditentukan oleh faktor bakat/ pembawaan juga oleh faktor lingkungan pengalaman/pendidikan, tergantung dari faktor mana yang lebih dominan. Dalam al-Qur’an dijelaskan bahwa manusia sejak dilahirkan sudah membawa fitrah/potensi, yakni potensi dasar/naluri beragama, sehingga dengan begitu, secara fitri manusia beragama, tetapi mengapa dalam perkembangannya ternyata ada yang menjadi ateis, musyrik dan sebagainya. Al-Qur’an menyatakan adanya faktor pembawaan, faktor keturunan, dan faktor lingkungan/pendidikan yang secara bergantian mempengaruhi pembentukan perilaku manusia. Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Bagaimana konsep pembawaan menurut para ahli pendidikan dalam pembentukan manusia?, 2 Bagaimana konsep lingkungan menurut para ahli pendidikan dalam pembentukan manusia?, 3 Bagaimana konsep pembawaan dan lingkungan dalam pembentukan manusia menurut kajian ilmu pendidikan Islam?. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Mengetahui konsep pembawaan menurut para ahli pendidikan dalam pembentukan manusia?, 2 Mengetahui konsep lingkungan menurut para ahli pendidikan dalam pembentukan manusia?, 3 Mengetahui konsep pembawaan dan lingkungan dalam pembentukan manusia menurut kajian ilmu pendidikan Islam?. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode library research, yaitu suatu risat perpustakaan kualitatif, maksudnya adalah dengan menggunakan buku-buku sebagai sentralnya. Sementara tekhnik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah study kepustakaan, dengan menyalin data dari Al-Quran, Hadits, dan buku-buku yang relevan. Berdasarkan hasil penelitian, maka dari penulis mendapatkan kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah, yaitu sebagai berikut 1 Pembawaan menurut para ahli pendidikan yaitu merupakan salah satu faktor yang dibawa oleh individu sejak dalam kandungan hingga kelahiran, yang di dalamnya terdapat suatu kemungkinan-kemungkinan atau kesanggupan-kesanggupan potensi yang selama perkembangannya dapat diwujudkan atau direalisasikan. 2 Sementara lingkungan menurut para ahli pendidikan yaitu merupakan segala sesuatu yang berada di sekitar kita yang mempengaruhi perkembangan diri manusia, yakni orang lain individu dan masyarakat, binatang, alam, kebudayaan, agama, adat istiadat, dsb. 3 Menurut persfektif Islam, faktor pembawaan/fitrah dan lingkungan itu adalah dua faktor yang turut mempengaruhi terhadap perkembangan dan pembentukan tingkah laku dan pribadi seseorang, namun semuanya itu tidak akan berkembang bila individu tersebut tidak berupaya untuk mengaktualisasikannya. Kata kunci Pandangan Islam, Pembawaan, Lingkungan dan Pembentukan Manusiainfoeu-repo/semantics/articleinfoeu-repo/semantics/publishedVersionSimilar works

faktor pembawaan yang mempengaruhi ditentukan oleh